Perjalanan Bu Aam Menuju Kesuksesan

KBMN-28 Resume
Flyer/dari Group KBMN 28

***

Malam telah berganti, aku belum bisa mengikuti karena banyaknya tugas hingga lupa diri. Saat yang indah ini, kuberanikan diri untuk mempelajari bagaimana cara “Menggali Potensi dan Mengukir Prestasi.” Sebuah proses perjalanan hidup insan menuju kesuksesan. Pada kesempatan ini Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd menjadi Narasumber di KBMN 28 dibawah pimpinan Omjay. Pada malam itu beliau ditemani oleh ibu Arofah Afifi, S.Pd., sebagai moderatornya dan beliau mencoba berbagi pengalaman kepada peserta Group Kelas Menulis Belajar Nusantara (KBMN) angkatan ke-28.

“Guru mulia karena karya.” Kata beliau kepada mereka

“Maka jadikan menulis sebagai passion dan rajinlah menulis hingga karyamu berbuah manis.” Pesannya dan beliau melanjutkan cerita perjalannya menuju kesuksesan.

Pada malam ini, kita fokus pada bagaimana menggali potensi untuk mengukir prestasi. Jawabannya sederhana. “Kita bisa mulai dengan apa yang kita sukai.”  

Setiap manusia diberikan kesempatan yang sama untuk menggali segala potensi yang dimiliki untuk meraih prestasi. Sebagai contoh, saya suka menulis maka saya menekuni dunia tulis. Saya menulis dari apa yang saya sukai, apa yang kita alami, atau apa yang kita kuasai. Kita bisa menulis puisi, pantun, cerpen, novel, atau kisah inspiratif yang bisa menginspirasi negeri.

Namun, untuk penulis pemula banyak sekali kendala untuk memulai tulisan karena takut tulisan jelek, takut dibuli, tidak percaya diri, takut tulisan tidak sempurna, dan keraguan dalam mempublikasi tulisan sehingga tulisannya hanya disimpan di dalam draf dan membiarkan ide itu menguap hingga berlalu begitu saja. 

Saya juga merasakan hal itu saat pertama kali bergabung di dalam kelas ini. Saya bahkan dulu bergabung di gelombang 8 dan tidak lulus. Namun, saya mencoba memupuk kembali rasa semangat dalam diri hingga memutuskan untuk mengulang kelas dan lulus di Gelombang 12.

Masih ingat betul saat menjadi peserta, semangat saya berkobar saat menerima materi dari Bunda Kanjeng, hingga berbuah buku antologi dengan judul Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng. Bahagia rasanya, nama saya ada di urutan pertama dari 42 penulis se-Indonesia.

Buku antologi adalah buku yang ditulis bersama dengan biaya keroyokan/patungan. Buku adalah mahkota seorang penulis. Oleh karena itu setelah lulus dari BM 12, buku solo saya kemudian lahir.

Di mulai dari mimpi, akhirnya buku pertama saya bisa terbit dan keliling Indonesia karena banyak peserta yang memesan buku itu untuk dijadikan panduan membuat buku hasil resume.

Buku solo pertama saya yang berjudul *MENGUKIR MIMPI JADI PENULIS HEBAT* terbit  bulan Agustus 2020.

Saat lulus dari KBMN 12, saya mengabdikan diri menjadi Tim Solid Omjay dan bertugas menjadi moderator di kelas belajar menulis dan kelas belajar bicara. Sayang kalau kisah ini terlewat begitu saja maka terbitlah buku solo kedua saya yang berjudul KUNCI SUKSES MENJADI MODERTOR ONLINE

Belajar dari Omjay, beliau selalu menulis setiap hari dan mengabadikan menjadi buku. Saya mengikuti jejak beliau untuk membukukan stiap pengalaman supaya menjadi jejak literasi kita. 

Untuk mengasah keterampilan menulis, saya mengikuti tantangan menulis satu minggu bersama Prof. Eko Indrajit, alhamdulillah naskah saya lolos seleksi penerbit mayor dan bisa mejeng di Gramedia. Ada juga bentuk e-booksnya.

Dulu saya bermimpi jika suatu saat buku saya terpajang di Rak Gramedia, namun sekarang hal itu bisa terwujud. Allah memudahkan jalan untuk menggapai setiap impian. 

Tidak hanya itu, saya juga  mengikuti Lomba Blog. Awalnya saya masuk 10 besar saja dan mendapatkan hadiah webcam. Namun saya tidak patah semangat, saya kembali mengikuti lomba blog PGRI dan akhirnya meraih juara 1 pada bulan Maret 2021.

Buku solo yang ketiga akhirnya lahir dan berkisah tentang bagaimana penulis konsisten menulis selama 28 hari tanpa jeda yang di isinya berharap bisa memberikan inspirasi melalui tulisan.

Usai mengikuti kelas BM 12, saya mendapat tawaran dari Bunda Kanjeng menjadi kurator atau penanggung jawab buku. Hampir setiap angkatan KBMN, melahirkan buku antologi bersama Bu Kanjeng dimana saya menjadi kuratornya.

Setelah menjadi kurator, saya menerima satu naskah novel dari Juminah, seorang murid yang bekerja sebagai TKI di Arab Saudi yang merelakan masa remajanya menjadi tulang punggung keluarga untuk membiayai sekolah adik-adiknya. Novel ini dikirim melalui WA dan butuh proses membukukan naskah hingga menjadi novel kisah cinta yang menarik yang siap dibaca.

Ini buku hasil karya murid saya. Muridnya lebih dulu membuat novel daripada gurunya. Saya sampai terharu membaca kisah novel cinta Juminah. Begitu besar perjuangannya selama 5 tahun di negeri orang hingga menemukan cinta sejatinya

Setelah mengedit novel Juminah dengan tebal 300 halaman, saya kembali diberi tantangan menjadi editor oleh Bunda Kanjeng. Hingga akhirnya saya bisa membantu para alumni KBMN untuk melahirkan buku pertamanya. Ada Pak Dail, Bu Raliyanti, Ustazah Mutmainah, Ustazah Ovi, juga yang lainnya. Awal 2022, lahirlah buku solo ke-4 saya yang berjudul Rajin Menulis Berbuah Manis. 

Ketika Bu Wahyuning, peserta KBMN dari Jakarta  bertanya, “Salam hebat Bu Aam, saya kagum dengan bu Aam bisa menerbitkan 56 buku dalam setahun, Bagaiamana caranya?”

Maka saya jawab, “Terima kasih atas pertanyaan Bu Wahyuning dari Jakarta. Caranya cepat menulis buku adalah dengan ikut nubar (nulis bareng) buku antologi. Bisa japri Bunda Kanjeng Ratu Antologi ya. Ada banyak tema yang menarik loh. Untuk menulis 1 minggu, 1 hari kita tulis 10 halaman A4, 5 hari 50 halaman jika dibuat A5 jadi 100 halaman. Sisanya 2 hari untuk edit dan layout kawatir ada yang salah ketik. Kirim deh ke penerbit mayor. Semangat ayo dicoba ya!”

Pertanyaan Bu Nurmiati dari Temanggung “Apakah kunci utama Bu Aam bisa sangat produktif menulis setiap hari?”

Dan saya jawab, “Kunci utama produktif menulis adalah dengan membuat niat dan motivasi diri yaitu ingin menulis seribu buku. Kita bisa memilih tokoh panutan untuk memompa semangat kita. Saya menjadikan Omjay sebagai inspirator(pemberi ide tulisan) dan Bunda Kanjeng sebagai motivator (pemberi semangat). Jika semangat hampir padam, diingatkan kembali oleh niat awal kita ingin berbagi melalui tulisan”

Di akhir pertemuan KBMN 28 ini, saya memberi pesan pada peserta  “Ingin menulis 1000 buku, selalu berbagi dan menginspirasi negeri.  Jika ada yan berkata “Meskipun diberi buku, tidak akan dibaca apalagi dibeli. Tapi ketika melihat buku kita masuk ke penerbit mayor dan kita berprestasi, teman kita malah membeli karyaya kita. Jadi intinya senyumin aja ketika dibuli, dan kita tetap semangat berprestasi.”

Ulasan ini juga terbit di Kompasiana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *