AL-KASB

ARTIKEL

Assalamualaikum Wr.Wb.

Bismillahirrohmanirrohim, ku awali dengan penuh hikmat untuk mencapai ridlo-Nya, dengan atas istilah Al-kasb ini semoga dapat memiliki warna di dunia maya yang penuh aktif dan begitu canggih yang akan selalu berevolusi untuk kesempurnaan bersama rasio orang-orang yang intelgent yang tak lepas dari kekuasaan-Nya. Semoga dengan hadirnya al-kasb ini saya dapat ilmu, garis tengah dunia maya antara dunia fakta bersama teman-teman yang dapat merubah dunia yang tak lain adalah untuk kegemilangan masa depan kita bersama, sekaligus kehidupan serta kebahagiaan yang hakiki yakni fil-jannah. Amiinn…!

Tentang al-kasb ala Aswaja
Perlu diketahui bahwa Al-kasb merupakan salah satu aqidah Aswaja An-Nahdliyah yang terdapat dalam konsep aqidah Asya’ariyah. Al-kasb adalah sikap moderat dalam menghadapi perubahan dunyawiyah yang merupakan konsep “upaya” Asya’ariyah dalam sikapnya tawassut (jalan tengah) yang patut kita teladani dan kita jalani, untuk mengatasi sekaligus memberi solusi diantara dualisme yang berkontradiksi, maupun itu problema lama ataupun problema yang akan datang, konsep al-kasb(usaha) inilah yang paling memungkinkan yang dapat memajukan bangsa dari persoalan ekonomi, budaya, kebangsaan sampai memecahkan problem-problem kemanusian di zaman sekarang, seperti HAM, kesehatan, gender, otonomi daerah dan sebagainya, itulah yang juga mewakili harapan saya, dan untuk tercapainya hal itu tak lepas dari gagasan teman-teman semua.
Konsep al-kasb merupakan sikap moderatisme yang merupakan cirri utama dari kaum Ahlus Sunnah wa al-jama’ah dalam beraqidah, dan karna salah satu konsep inilah Nahdlotul Ulama lahir di tengah-tengah masyarakat. Sikap tawassut ini hadir diperlukan untuk merealisasikan amar ma’ruf nahi mungkar yang selalu mengedepankan kebijakan secara bijak. Karena itulah aswaja berhasil menegakkan syari’at islam untuk dijalankan oleh masyarakat, yang sesuai dengan situai dan kondisi masyarakat setempat.
Seperti yang telah dilakukan dalam membicarakan perbuatan manusia, konsep ini dapat memecahkan kelompok Jabariyah dan Qodariyah yang dikembangkan oleh Mu’tazilah dimasa itu, keduanya sangat bersebrangan. Kelompok Jabariyah berpendapat bahwa seluruh perbuatan manusia diciptakan oleh Allah berarti kekuasaan Allah adalah mutlak dan manusia tidak memiliki peran apapun. Sementara kelompok Qodariyah memandang bahwa perbuatan manusia itu sendiri terlepas Allah ini berarti kekuasaan Allah terbatas, maka Asya’ariyah memakai konsep ini bahwa perbuatan mansia diciptakan oleh Allah dan mansia memiliki peranan dalam perbuatannya.
Jadi dengan hal itu kasb memiliki makna kebersamaan kekuasaan manusia dengan perbuatan Tuhan. Kasb juga mempunyai arti keatifan dan manusia bertanggung jawab atas perbuatannya, maka dari itu konsep ini menjadikan manusia selalu berusaha secara kreatif dalam kehidupannya, namun tidak melupakan bahwa Allah lah yang menentukan semuannya.
Ingat jika ingin hidup berubah dan mencari kebahagiaan yang hakiki jangan menanti kehendak Tuhan, namun berusahalah berubah untuk lebih yang terbaik karena kita yang melaksanakan dan Tuhanlah yang menentukan
Al-kasb ala PMII
Raut bumi Nusantara sedang mengalami suatu masa peralihan yang dahsyat dan begitu cepat. Tatanan sejarah masyarakat sedang dibelokkan dan problema yang sangat kompleks sekarang inilah sangat dibutuhkan insan ulul al-bab yang cakap berfikir yang brpenalaran pribadi bersama jiwa keobyektifan, rasional serta kritis yang mampu membedakan antara hak dan yang bathil dan yang melatenkan psikis atas gagasan yang tepat, bukan dengan emosi atau prasangka.
Seperti halnya al-kasb ala aswaja, PMII juga tidak jauh beda pada versinya karena PMII merupakan anak NU yang berasaskan Aswaja yang sekaligus menjadi manhajul fikr bagi kader-kader pergerakan mahasiswa islam Indonesia. Al-kasb atau moderatisme ini berpijak pada keadilan serta berusaha untuk menghindari segala hal yang bersifat extrim(fundamental-liberal), baik dalam wilayah agama maupun Negara.
Akan tetapi sejauh selama ini belum ada solusi untuk mendatangkan hal-hal yang produktif. Maka dari itu klompok muda menyatu dalam pergerakan mahasiswa islam Indonesia (PMII) mencoba konsep keislaman di indosia yaitu al-kasb yang merupakan salah satu cara yang ramah yang tak lepas dari prinsip-prinsip dasar aswaja PMII lainnya yang memiliki mandat sejarah untuk bergerak dan berjuang dan merefleksikan dalam berfikir, bersikap serta saat bergerak untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, aman, damai dan sejahtera untuk romantisme berkehidupan.
Dalam cara berfikir al-kasb ala PMII selalu berupaya selalu melakukan pendamaian antara dalil naqli(wahyu,/teks), dan dalil aqli(rasio) serta ilham dan empiric(pengalaman). Begitu juga cara bersikap, nilai moderatisme merupakan salah satu landasan dalam mengambil keputusan untuk mempertahankan keaneragamaan indonesia yang kompleks, maupun itu suku, ras, budaya dan agama yang selalu dilanda oleh konflik atau problema-problema yang menyesatkan dalam harmonisme kehidupan.
Adapun dalam cara bertindak PMII tak pasif dalam menghadapi ketentuan atau kehendak Allah Subhanahu Wata’ala, tetapi mereka berusaha dan berjuang (dalam teologi “al-kasb”) untuk mencapai takdir tersebut. PMII percaya dan sadar bahwa perubahan tidak serta merta turun dari langit melainkan butuh diperjuangkan. Dengan demikian tindakan ala PMII merupakan tindakan yang merefleksikan dialektika(lysis) keimanan yang mengejawentahkan dalam seluruh aspek kehidupan.
Ingat kesuksesan tidak serta merta turun dari langit namun butuh diperjuangkan ….!

Dengan ilmu hidup menjadi mudah
Dengan seni hidup menjadi indah
Dengan PMII hidup menjadi cerah

Wallahu al-muwafiq Ila Aqwami At-Toriq
Wassalamualikum Wr.Wb.

Referensi
• Baca Tim PWNU Jatim, 2007 “Aswaja An-Nahdliyah” yang diterbitkan Bersama “Khalista” dan Lajnah Ta’lif Wan Nasyr (LTN) NU Jatim. Halaman 11-18.
• Baca sekali lagi buku panduan MAPABA yang diselanggarakan oleh PMII Tarbiyah Cabang Surabaya tahun 2008

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *