Tak bisa dibohongi bahwa kalu bicara tentang negara kita selalu disebut dan identik sebagai negara yang korup di Asia. Penyalahgunaan inilah (korupsi) sebagai racun yang sangat ganas di bumi ini, oleh karenanya indonesia tak bisa lari dari realita bahwa masyarakatnya menderita jauh dari kebahagiaan dan kesejahteraan.
Walaupun begitu, hanya tinggal kita yang mau merubahnya apa tidak, mau menyembuhkan apa tidak, karena penyakit tersebut sangat inheren dalam jiwa-jiwa bangsa kita. Pada realitanya (benar) penyakit itu tak bisa disembuhkan, sehingga merambat sebagai budaya (tradisi) di negara kita.
Oleh sebab dan akibat budaya itulah harapan bangsa untuk menjadi negara yang benar-benar demokrasi belum bisa diverifikasi. Dalam kata bijak Samuel Rutherford: “Tidak ada masa depan yang gemilang bagi mereka yang telah kehilangan pengharapan dan imannya. Kalau saja keimanan (keyakinan) dan harapan para jiwa-jiwa Indonesia untuk memberantas korupsi begitu bulat, pasti Indonesia adalah Negara yang indah, sejahtera, makmur, dan sentosa, (demokrasi), yang jauh dari penderitaan dan kesengsaraan.
Mengapasih mereka korupsi? Apakah kalau mereka (koruptor) tidak korupsi tidak akan kaya, tak akan bahagia hidupnya, dan tidak akan sukses dan bangga akan jabatannya! Seharusnya mereka bersyukur terlebih menjadi politisi atau pemimpin yang bisa dipercaya oleh masyarakatnya. Ironisnya tambah menyengsarakan masyarakatnya, seharusnya kesejahteraan harus dimiliki bersama mereka. Dan untuk menjadi pemimipin yang baik, iman dan takwa kepada-Nya harus ditanamkan dalam hati dan jiwa mereka.
Ingat pasti setiap agama mengajarkan kebaikan dan melarang keburukan (amar ma’ruf nahi munkar) atau perbuatan-perbuatan yang keji beserta teman-temannya (korupsi). Walaupun agama ada yang mengatakan tidak cocok sebagai dasar negar, tapi penduduk indonesia ini kan mayoritas beragama islam, tentunya mereka tahu sedikit tentang doktrin-doktri islam yang terpendam dalam hatinya. “Bahwa korupsi itu larangan semua agama, juga Negara kan …!
Walaupun KPK telah berjalan direl Negara, dan NU pada Gerakan Anti Koruposinya, namun korupsi tetap saja parah di muka bumi ini. Untuk mengobati pentyakit itu pula adanya KK ( Kantin Kejujuran) di ruang-ruang pendidikan (SD, SMP, SMA), sudah diresmikan namun kabarnya disalah satu ruang tersebut bangkrut, akbatpara didiknya belum bisa menanamkan jiwa kejujuran. terus bagaiamana dan siapa generasi mendatang untuk mengverifikasikan harapan demokrasi tersebut?.
Di dalam hal ini Mahasiswa berhak mendapat pengajaran untuk mengatasi hal tersebut. Maka dari itu di salah satu perguruan tinggi di indonesia sudah dan akan menerapkan makul (mata kuliah) di periode mendatang. Namun di IAIN Sumpel Surabaya sendiri belum adanya hal yang demikian. Dan seharusnya institut kita yang berlebel islam harus adanya penerapan sistem tersebut, agar masa depan dan cita-cita bangsa indonesia dapat tercapai, dengan kata lain Demokrasi dapat diverifikasikan.
Saya tidak menyalahkan mereka itu korupsi, mereka (koruptor) juga manusia, kan! Karena pada hakikatnya manusia itu diberi nafsu dan akal oleh sang Khalik, dengan akalnya apakah manusia itu bisa mengalahkan nafsunya apa tidak, kalu selalu menang pada nafsunya, Indonesia tetap saja sebagai negara yang korup, dengan alasan lain Indonesia dri kita, diri manusia, jiwa-jiwa bangtsa kita tak ada bedanya seperti makhluk lain(hewan).
Inilah dinamika dunia (indonesia) yang harus diruabah, pertama kejahatan (korupsi) itu harus dihapus di muka bumi ini, dengan cara pengendalian nafsu (iffah) yang dapat mengatasi korupsi itu, tapi tidaklah mudah, karena hati dan jiwa-jiwa mereka selalu dikontrol oleh oleh nafsu, dan akal selalu kalah dengannya.
Perlu diketahui bahwa didalam jiwa-jiwa manusia, ada tiga mata pisau kekuatan nafsu yang ketiganya sangat – sangat berbahaya, yang akan memotong moral-moral bangsa kita, sehingga tingkah laku serta logika-logika bangsa kita selalu berpsikologi yang condong ke hal-hal yang negative maka dari itu lahirlah para jiwa koruptor semakin banyak dan berkembang biak.
Kekuatan nafsu trersebut yang harus kita lawan dan harus kita kendalikan (iffah) pertama, kekuatan nafsu hewan, nafsu inilah yang sering kita sebut dengan hawa nafsu yang inginnya selalu berfoya-foya, bersenang-senang dan ingin diistimewakan oleh orang lain.
Kedua, nafsu hewan buas. Nafsu kedua inilah sangat berbahaya yang melahirkan para koruptor dimuka bumi ini yang merampas dan senang memakan hak orang lain. Sedangkan yang ketiga adalah nafsu syetan, yang menghalalkan dan membenarkan segala cara kejahatan, inilah yang mendorong alasan menggunakan hak orang lain untuk kebutuhan orang lain pula, inilah bisikan setan yang merasa ketidak salahan yang mereka lakukan.
Sifat dan karekteristik manusia memang sulit dirubah, maka dari itu hanya dirinya sendiri, hanya jiwa dan hatinya sendiri yang bisa melawan rekontruksi korupsi tersebut. Melalui penyeimbangan dan peningkatan antara kecerdasan emosional, intelektual, dan spiritual yang biasanya dimliki oleh mahasiswa, haruslah dibina dan adanya suatu pembinaan dari satiap institut pergurusn tinggi.
Sebagai mahasiswa yang Agen of change dan Agen of control, mahasiswa juga berhak mendapat pengajaran KPK, agar nantinya mereka dapat menjadi politisi yang bebas dari pisau-pisau korupsi, yang bisa mengembalikan hak jabatanya kepada rakyat.
* Mahasiswa IAIN Fakultas Tarbiyah Jur.Kependidikan Islam Smst,II