Hubungan Puisi dengan Budaya

SASTRA

Puisi mengandung nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada pembaca. Nilai tersebut antara lain nilai moral, politik, agama, ekonomi, social, budaya, pendiddikan, maupun kebangsaan/ptriotisme
Dilihat dari sini puisi merupakan sebagai salah satu hasil karya sastra, pasti mengandung sutu nilai tertentu. Untuk menemukan nilai terrsebut dapat dilihat dari segi bahasa, penokohan / tema.
Contoh : a) “Tuhan” b) “ Guru “
kita begitu dekat Terkesal dan bersahaja
sebagai api dan panas Penuh dengan kesederhanaan
aku panas dalm api-Mu Guru …
Tuhan Kau pekerja tulus ikhlas
Kita begitu dekat Guru ..
Seperti kain dengan kapas Kau tak bedakan miskin;kaya
Aku kapas dalam kain-Mu Semua kau anggap putra

Dari kedua puisi ditas dapat dibedakan menjadi

  1. segi bahasa dengan cukkup indah seperti penggunaan “Mu” pada puisi a) tak terulang , diksi yang dipilih seperti kata dekat, panas, dan kapas sehingga timbul rima. Kata sebagai, seperti, menimbulkan majas smile
  2. dari segi sudut pandang, seperti puisi a) memakai sudut pandang orang pertama (aku) dan puisi b) memakai sudut pandang orang ketiga, karena penulis mencerikan orang lain (Guru)
  3. dari segi nilai budayanya , puisi a) bertema Tuhan sebagai nilai agama, puisi b) bertema guru termasuk nilai moral. Kedua puisi tersebut dalam hal penyampaiannya sama-sama mempunyai pendidikan, yaitu mengajak pembaca sesuai dengan amanat yang disampaikan dalam puisi tersebut.

d. membaca puisi dan mendaklamasikannya
membaca puisi secara lisan yang harus dilakukan yaitu :
a. dengan suara yang jelas
b. melafalkan secara tepat dan jelas
c. menggunakan jeda/tempo pembacaan secara tepat
d. menggunakan irama pembacaan dan intinasi scara tepat
e. menyertai pembacaan dengan gerak dan mimic yang tepat dan menarik

adapun untuk mendaklamasikan atau pengucapannya yaitu disertai gerak dan mimic(perubahan raut muka) caranya :

  • memahami dan menjiwai isi, tema, amanat, dan mungkin setting
  • perubahan raut muka dan gerak nuansa makna yang luas
  • seuara atau pengucapan yang meliputi Vokalisasi, jeda, intonasi dan irama

catatan :
Intonasi : lagu tuitur yang meliputi pengaturan :
Tempo : cepat- lambatnya suara
Irama : keras-lambatnya suara
Nada : tinggi-rendahnya suara
Jeda : panjang-pendeknya perhentian
Aksentuasi : tekanan suara
Anunsiasi : pelafalan atau kejelasan pengucapan
b. Ragam bahasa puisi
puisi merupakan karya sastra yang
singkat : karena dituangkan dengan bahasa terikat
padat : karena memiliki nuansa makna yang luas
pekat : karena setiap kta dalam larik dan setiap larik dalam bait, sarat dengan makna

Bahasa puisi bersifat konotatif dan bermakna kias. Bahasa dan diksi dipilih penyair sehingga tampil rima, irama dan nilai estetika, mak timbullah keindahan puisi dan oleh pembaca/penikmat akan timbul kesan yang mendalam .

c. Menafsirkan dan citraan puisi
menfsirkan atau mengartikan makna puisi adalah
menanngkap maksud puisi. Makna yang terdapat dalam puisio dapat diartikan seperti makna yang terdapat dalam prosa. Kita harus mempunyai imajinasi yang tinggi ndalam membaca puisi sehingga dapat mengungkapkan kembali makna yang tersirat dengan bahasa yang jelas.

Citraan puisi yaitu suatu keadaan / gambaran pada sebuah puisi

  1. citraan penengaran : hal-hal yang seolah-olah dapat kita dengar
  2. ……… penciuman : ……………………………………. Cium
  3. ……… penglihatan : ……………………………………. Lihat
  4. ……… perasaan : ……………………………………. Rasakan
    contoh : a) Bunga Anggrek Untuk Mama Di pekarangan rumah tangga
    Serumpun anggrek yang manis dan anggun (c.penglihatan)
    Menyilang diantara dedaunan hijau
    Hingga nampak serasi dan menarik hati (c. perasaan) Kekuatan indahmu setiap fajar
    Dan petang yang cerah , wangi harummu (c.penciuman)
    Sampai kecendela kamar Tante tetangga, menyapa ramah (c. perasaan)
    Seakan mengerti maksudmu
    Dipetiknya dua tangkai untukku (c. penglihatan) Terimakasih, Tante
    Harikan ku tuaikan
    Anggrekku di sanggul mama

Contoh : b)
Pemalang

Sudah ku siram makam ibunda
Dengan kembang tiga warna
Dan berangkatlah anak mbarep
Meninggalkan kota kelahiran
Dsiapit kopor puisi
Sekali ku beri senyum kamboja
Yang menunggu ibunda
Selamat tinggal kota kelahiran
Tidurlah Ibunda di atas ranjang – Nya
Sampai segalai rindu menebal
Bagai hari yang kan tua
Akan bejuang
Aku perang
Oleh : Ar Arwan Tuti Arta

  1. nada ? meberitahu
  2. suasana ? haru
  3. isi ? makam seorang ibu yang dikunjungi anaknya
  4. citraan ? penglihatan (tiga warna)
  5. majas ? smile (bagai )

Selain citraan, untuk mendalami sebuah puisi biasanya kita harus mengetahui keinginan penyair kepada siapa sair itu ditujukan, kandungan tiap bait, amanat dan bagaimana prosanya tanpa mengubah makna (p.liris)

Puisi kontemporer
Yaitu puisi yang telah mementingjan tipografi (bentuk fisik) dengan mengungkapkan mwaksud tertentu
Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam puisi tersebut, selainmengungkapkan makna yang terkandung dalam kata atau kalimat juga harus memahami dan memaknai bentuk konkret puisi tersebut.
Contoh : a)

Di
Betul
Kau pasti
Sedang menghilang
Berapa nasib lagi tinggal
Sebelum fajar terakhir kau tutup
Tanpa seorang pun tahu siapa kau dan
Di
Kau
Masa kini
Lengkaplah sudah
Perhitungan di laur akal
Tentang sesuatu yang tak bisa siapapun
Menerangkan kata pada saat itu kau mungkin sedang
Di
Betul
Kau
74

karya noorca Mahendra

Contoh : b)

“ Sepisaupi”

sepisau luika sepisau duri
sepisau dosa sepukau sepi
sepisau dka sepisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi

sepisaupa sepisaupi
sepisaunya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul diri keranjang duri

sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisau-Nya kedalam nyanyi

   karya Sutarji calzoem Badri

Puisi diatas termasuik puisi kontemporer dengan maksud kata canda, makna suasana dalam puisi tersbut adalah pemberontakan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *